.

Showing posts with label Dongeng. Show all posts
Showing posts with label Dongeng. Show all posts

Thursday, January 10, 2013

Malin Kundang

MALIN KUNDANG

Alkisah, di sebuah masjid di daerah Solo, terdapatlah seorang haji yang tinggal di masjid itu. Beliau memiliki seorang murid yang bernama, Jambrong. Masjid tersebut memiliki sebuah laboratorium yang dapat membawa imajinasi seseorang ke masa lalu atau masa datang. Laboratorium tersebut tertutup untuk umum dan hanya diketahui oleh Pak Haji dan muridnya saja. Dan labortorium itu disebut lorong waktu. Pak haji seringkali mengajak muridnya untuk mencari pengalaman sambil belajar di lorong waktu.
Sore itu, Pak haji berniat akan mengajak muridnya, Jambrong untuk pergi jalan-jalan di lorong waktu. Pak haji hendak mengajak muridnya pergi ke suatu zaman untuk belajar tentang sebuah kisah.

Jambrong             : (ketika sedang menyapu menyapa pak Haji yang hendak lewat)        
 “ Assalamu’alaikum Pak Haji, mo ngapain Pak Haji? Lagi nyari duit ya, kok lihat bawah terus..?” (sambil tersenyum mengejek)
Pak Haji              : (dengan muka dipasang marah, lalu diam sejenak) “wah sudah berapa tahun sih kamu belajar di sini, Mbrong? Bisa ngormatin orang tua nggak sich kamu? OK kalo gitu, kelihatannya kamu pengin jalan-jalan ya. Mbrong, ke sini ikut saya ke lab!”
Jambrong             : (dengan wajah memelas dan sedikit takut) “ ya pak Haji”
(Setelah sampai di lab. Lalu pak haji mengoperasikan komputer dan menyiapkan diri bersama Jambrong yang dari tadi masih terlihat takut.)
Pak Haji              : “udah siap belum?”
Jambrong             : “Siap pak Haji”

Setting berubah ke masa zaman Malin Kundang

Ibu Malin Kundang: “itu kok rame-rame ada apa, hai Upik ?
Upik                    : “oh itu di pelabuhan ada seorang saudagar yang sedang merapat sebentar saya tak coba cari tahu dulu ya Mak….Siapa tahu itu kakak Malin.
(suara ombak dan angin laut dengan sepoi-sepoi menyambut datangnya kapal seorang saudagar yang hendak merapat)
{dalam situasi yang lain, ternyata Pak Haji dan Jambrong telah sampai di depan rumah seorang nenek tua (ibu Malin Kundang) tepat ketika anaknya(Upik) beranjak dari rumah untuk mencari tahu tentang keberadaan kapal yang datang}
Pak Haji              : “Assalamu’alaikum wr wb”
Jambrong             : “Assalamu’alakum wr wb”
Ibu Malin Kundang: “wa’alaikum salam wr wb. Ini siapa yaa? Pak haji ya?
Jambrong             : “nek, kami ini dari Solo ke sini, laper nek, jadi kami ke sini untuk makan. (jawab Jambrong sambil tersenyum)
Pak Haji              : “oh nggak Nek kami ini hendak silaturrahmi saja, mungkin boleh saya duduk di sini Nek. Nama saya Hussin dan ini murid saya Jambrong, Nek.
Ibu Malin Kundang : “ooo….. silakan duduk .
Jambrong             : “Nek itu di pantai ada apa sich, kok rame banget apa ada bagi-bagi harta ya Nek?
Ibu Malin Kundang : “saya nggak tahu Nak, itu anak saya sedang cari tahu apa yang terjadi? Katanya sich ada seorang saudagar yang sedang merapat di pelabuhan. Dia cari tahu apakah saudagar itu abangnya?
Jambrong             : “emangnya Nenek punya seorang anak yang jadi saudagar ya Nek?
Ibu Malin Kundang : “nggak sich. Cuman dulu saya punya seorang anak namanya Malin Kundang yang pergi merantau ke kota.
Jambrong             : “Malin Kundang , Nek? Wah pasti dia anak durhaka itu nek? (dengan heran)
Pak Haji              : “heh kamu bisa diam sebentar nggak untuk menghormati nenek ini berceritera?” (dengan wajah sedikit memeperlihatkan mimik marah) silakan teruskan Nek..!
 Ibu Malin Kundang : “Katanya ia hendak pengin jadi seorang saudagar dan dia belum pulang hampir 10 tahun. Di samping itu saya juga sering bermimpi kalo anak saya itu sudah menjadi seorang saudagar kaya. Nah siapa tahu itu anak saya? Saya sudah kangen sekali.
Pak Haji              : “oo begitu ya Nek”
(kemudian Upik datang dengan seorang penduduk bersama saudagar itu. Mereka terlihat sedang berkelahi. Lalu mereka sampailah di depan rumah ibu Malin Kundang )
Upik                    : “Mak, ini benar bang Malin mak. Ini buktinya kalung yang dulu emak berikan ada padanya, tapi di nggak mau ngaku Mak.
Ibu Malin Kundang : “ah anakku, kamu telah pulang Nak ? darimana saja kamu selama ini Nak? emak kangen. Sekarang kamu telah menjadi saudagar kaya ya.
Malin Kundang : “saya tidak punya seorang ibu yang tua seperti kamu ini. Kamu tahu saya ini adalah seorang yang kaya yang berasal dari tanah yang jauh. Jadi, kamu jangan ngaku-ngaku jadi ibu saya ya…! Saya jijik melihat kamu”
Pengawal             : “ya pangeran ini tidak mungkin memiliki ibu seperti kamu. saya telah mengenal pangeran sejak lama jadi tidak mungkin pangeran pernah hidup di sini. Ibu pangeran itu berasal dari Belanda. Bukan begitu pangeran?
Malin Kundang : “ya kamu benar pengawalku”
Istri Malin Kundang : “papa, coba dilihat dulu! Siapa tahu orang itu benar-benar ibumu? Sepertinya dia benar-benar mengganggapmu anaknya.”
Malin Kundang : “tidak istriku tidak mungkin. masa kamu lebih percaya dengan orang tua jelek itu daripada saya yang keren ini. Kamu khan istriku.”
Istri Malin Kundang : “lalu bagaimana dengan kalung itu?
Malin Kundang  : “ kalung itu dulu saya beli di pasar senen dengan pengawal. Ya khan pengawal?
Pengawal             : “betul tuanku. Kalung ini memang benar dibeli di pasar senen ketika tuan beli kain.”
Istri Malin Kundang : “ betul? Kamu tidak bohong?
Pengawal             : “tidak putri, saya tidak bohong. Benar, saya tidak bohong.”
Pak Haji              : “heh kamu pengawal, kamu benar tidak bohong?
Pengawal             : “tidak Pak Haji .”
Upik                    : “ tega sekali abang melakukan ini pada ibu. Ibu telah lama menunggu kamu dan selalu mendoakanmu supaya berhasil. Kenapa kamu membalasnya dengan ini. Apakah kakak tidak ingat ketika ibu terpaksa minta uang kesana-kemari untuk makan kita untuk makan kakak dan saya. Apakah kakak sudah tidak ingat? Kasihan ibu kakak?”
Pak Haji              : “baiklah kalo begitu. Saya coba untuk menengahi. Boleh apa tidak saudara-saudara?”
Semua                 : “boleh pak Haji.”
Pak Haji              : “baiklah kalo gitu saya mo nanya sama nenek ini dahulu. Apa yang menjadi ciri-ciri anak nenek yang nenek ketahui untuk membuktikan kalau itu anak nenek?
Ibu Malin Kundang : “tahi lalat. Malin Kundang memilki tahi lalat di lengan tangan kanannya berwarna merah.”
Pak Haji              : “ok. Kalau benar orang ini memiliki tahi lalat berarti ia benar-benar anak nenek tapi kalu bukan berarti anak ini bukan anak nenek. Setuju?”
Semua                 : “setuju….”
Pak Haji              : “baik. Sekarang coba buka lenganmu?
Malin Kundang   : “baik.” (lalu dibuka lenngannya dan benar ternyata orang tersebut memiliki tahi lalat berwarna merah. Berarti dia benar-benar anak nenek tersebut)
Pak Haji              : “jadi kalo begitu sudah jelas semua bahwa kamu adalah anak nenek ini.”
Malin Kundang   : “tidak mungkin. Ini pasti sihir yang kalian buat, saya tidak percaya. Pokoknya dia bukan ibu saya. Ayo pengawal kita segera kembali berlayar. Saya sudah tidak betah lagi tinggal disini.
Pengawal             : “baik tuan.“
Malin Kundang   : “ayo istriku, kita kembali...!”
Istri Malin Kundang : “tidak. Saya tidak mau memiliki suami yang durhaka kepada ibunya saya akan tinggal disini bersama nenek ini.”
Malin Kundang   : “apa kau bilang? Kau akan tinggal di sini? Baiklah aku akan pergi sendiri saja. Ayo pengawal !”
Pengawal             : “baik tuan”
Ibu Malin Kundang : “kalau kamu tidak mau mengakui aku sebagai ibumu. Kukutuk kau nanti jadi batu”
Malin Kundang : “terserah apa katamu!”
Jambrong             : “ eit tunggu dulu. Hey Malin Kundang, kamu jangan pergi. Kamu nanti jadi batu lho. Kalau nggak percaya lihat ini! Ini buku yang mencerikan tentang kamu. bila kamu nanti pergi. Dalam perjalanan kamu akan menemui rintangan yang besar. Perahumu akan diombang-ambing oleh ombak dan disambar petir lalu kamu akan menjadi patung. Ini bukunya. (sambil menunjukkan buku kisah Malin Kundang)
Malin Kundang : “aku tidak percaya pada buku ini. Ini pasti buku bajakan”
(lalu pergilah Malin Kundang bersama dengan pengawalnya. Sementara istrinya memilih tinggal dengan ibu Malin Kundang.)
istri Malin Kundang : “maukah ibu menerima aku sebagai anakmu?”
Ibu Malin Kundang : “kamu memang anak yang baik tak seperti anakku.”
(di laut. Malin Kundang bersama pengawalnya berlayar menuju ke suatu tempat. Dan saat itu langit mulai tertutup oleh awan hitam yang tebal, lalu diikuti dengan hujan deras dan petir serta badai yang menyambar dengan suara yang menggelegar. Seluruh isi perahu pun kalut dan bingung. Belum pernah mereka mendapat badai sedemiakian besarnya.)
Pengawal         : “tuan, tuan bertaubat saja. Ini mungkin azab atas kedurhakaan tuan!”
Malin Kundang : “diam kamu. ayo cepat kendalikan kapal ini. Jangan banyak bicara!”
Pengawal         : “saya takut kalo nanti saya juga ikut menjadi batu tuan.”
Malin Kundang : “kamu jangan percaya dengan mereka!”
Pengawal         : “coba renungkan dulu tuan. Bila tuan nanti menjadi batu berarti tuan akan kepanasan tuan akan selamanya lapar dan tuan akan selamanya di neraka. Ayo tuan bertobatlah.”
Malin Kundang :”baik tapi bagaimana caranya. Apakah ini belum terlambat?”
Pengawal         : “coba saja istighfar tuan”
(lalu pada keesokan harinya di Pantai banyak dijumpai kayu-kayu dan mayat-mayat yang mengapung serta banyak sekali harta karun yang berserakan dimana-mana. Dan terdapatlah sesosok manusia tetapi setengah dewa, eh maksudnya patung. Orang itu terlihat kepayahan karena tidak bisa berjalan dengan baik karena sebagian tubuhnya telah menjadi patung dan tidak bisa digerakkan. Sambil tertatih-tatih ia berusaha berjalan menuju rumah nenek yang dihinanya kemaren. Dengan ditemani pengawalnya ,yang ternyata masih selamat dari musibah kapal, Malin Kundang ditemani ke rumah ibunya. Ia hendak meminta maaf)
Malin Kundang : “assalamu’alaikum wr wb”
Semua                         : “wa’alaikum salam wr wb”
Malin Kundang : “mak, saya minta maaf  mak saya salah mafkan saya mak. Saya mengaku saya salah. Maafkan saya mak supaya saya bebas dari kutukan ini dan selanjutnya saya akan berbakti kepada emak.
Jambrong             : “gue bilang juga apa? Saya khan udah katakan kalau kamu nekad, kamu akan jadi batu, betul khan? Kalau udah gini terus mau apa lagi?
Ibu Malin Kundang : “baiklah, kalau gitu ibu maafkan dengan syarat kamu harus berbakti kepada ibu, adik, istri, dan seluruh penduduk pulau ini. Selain itu kamu harus bersedia membangun pulau ini menjadi pulau yang maju. Apa kamu bersedia?”
Malin Kundang : “ ya mak.”
(seketika itu juga Malin Kundang terbebas dari kutukan ibunya kemudian ia bersujud dibawah ibunya, adiknya, dan istrinya seraya memohon maaf)

Si Pitung Bahasa Indonesia

Si Pitung jagoan betawi

Di Batavia terjadi bentrok antara Batavia dan Belanda, ada seorang pemuda (saat itu) yang dijuluki si Pitung. Ia adalah seorang yang berasal dari Betawi ia ingin membelaa Batavia dari serangan Belanda.

Dan pada saat itu pula Menir Belanda dengan 3 putrinya dan dua anak buahnya. Pergi untuk mencari makan di daerah Batavia

Menir : “Ayo kita mengisi perut di kedai itu !”
Maria : ”Yuk pih”
lala &lulu : :”asik yuk pih cepaaat.”
Mamat&hamit : “Siap tuan”


(Di kedai makan ibu pitung)

Menir : ”Disini orang padda makan apa ?”
Emak : ”Disini Cuma adda makanan biasa tuan (Sambhil menunjukkan makanan), ike ambilkan makanan untuk tuan-tuan ini !”
Ike : ”Iya mak, silahkan tuan” (Menawarkan makanan)

Setelah selesai makan Menir menyuruh Maria,lala &lulu, untuk keluaar terlebih dahulu (Menyuruh Maria,lala dan lulu keluar), merekapun meninggalkan kedai makan itu dengan seenaknya, lalu Emak berkata.

Emak : ”Tuan, makanannya belum di bayar !”
Menir : ”You merintah saya ? Apa you orang tidak tau I ini siapa ?”
Emak : ”Maaf tuan, bukannya saya memerintah tuan tapi memang begitu peraturannya”
Menir : ”You tidak menghormati I !!!”(Dengan marahnya ia menggebrak meja kedai)
Ike : ”Maaf tuan, saya dan Emak salah.” (Dengan wajah yang ketakutan)

Tiba-tiba si Pitung datang dengan tatapn emosi yang tertuju kepada Menir. Tanpa basa-basi si Pitung langsung menghampiri kedai itu, dengan menggebrak meja di haddapan Menir Belanda, Menir pun merasa tidak di hargai, dan marah.

Menir : “Maksud you apa ? Kurang ajaar !”
Pitung : ”Emang lu siapa  beraninya ganggu emek gue ame penduduk sini?”
Menir : ”I yang berkuasa disini !!!”
Pitung : ”Lu yang berkuasa di daerah ini ?? Walaupun yang berkuasa, tapi ini tanah kelahiran gue.”
Menir : ”You orang terlalu banyak omong, centeng habisi dia !!!!”
Mamat &hamit : “Baik tuan”

Perkelahian pun dimulai

Dan akhirnya centeng dikalahkan si Pitung, dan Menirpun pulang bersama anak, dan centengnya..

Pitung : ”Rasain lo !!! LU gak tau siapa gua ? Jagoan betawi nih....”
Ike : ”Pitung makasih yee bang, udah nolongin aye sama emak.”
Emak : ”Iya tung makasih  ?”
Pitung : ”Iya sama-sama.”

Setelah Pitung keluar-keluar dari kedai, Maria bersama lala & lulu adik kembarnya menghampiri ayah dan centeng-centengnya (Dengan raut wajah yang bertanya-tanya karena centeng ayahnya yang kesakitan babak belur)

Maria : ”Papih what happen ?”
mamat : “Non, kami di hajar sama orang betawi itu.”
Lala: ”Meamng siapa orang itu ?”
Hamit : ”Katanya sih namanyaa Pitung”
Maria : ”Siapa Pitung ?”
Lulu : “yeah who’s that ?”
Hamait : ”Banyak yang bilang dia jagoan Betawi”

Sesaat kemudian si Pitung keluar dari Kedai dan Bertemu dengan ke-2 orang temannya lalu berkata.

Dudung : ” Pitung, lo liat gak orang-orang lagi pada ngumpul itu ?”
Pitung : ”Oh, itu yang taddi abis ngajak ribut sama gue.”

Pitung dan ke 2 temannya pun menghampiri Menir itu.

Pitung : ” Menir !!! Ngapain kamu masih disini !?”

Karena mendengar teriakan tersebut Maria melihat si Pitung, dan mereka dengan secara tidak sengaja bertatap mata satu sama lain, dan karena Menir melihat si Pitung melihat anaknya Menirpun menegur Pitung.

Menirr : ”Hehe you oraang ngapain liat-liat anak I ???” (Dengan tangan yang hamper memukul Pitung dan Pitungpun menangkis dengan silatnya)
Pitung : “WETS… NGAPAIN kamu ?!!”

Dengan secara langsung centeng dan teman Pitungpun menarik kedua orang itu yang ingin bertengkar.

Maman : “Udah lah tung, ga ada gunanya lu berantem sama tuh orang !”

Lalu mereka berpisah dan kembali ke rumahnya masing-masing.

Keesokan harinya si Pitung dan Mariaa, lala &lulu sedang berjalan-jalan ddi taman dan tidak sengajaa mereka bertemu di bawah pohon yang rinddang, dengan menatap mata dan pada saat itu benih-benih cinta pun tetanam di hati pitung & maria
Pitung : “Hey nona-nona, Ngapain disini ?”
Maria : ”Sedang jalan-jalan”
Lala&lulu : “Iya kita orang lagi cari udara segar
Lala & lulu : “Sister kami mau kesana dulu ya cari angin
Maria : “Iya jangan jauh-jauh”

Maria dan Pitung pun meneruskan obrolan mereka

Pitung : ”Kalau boleh tau, nama nona siapa ?” (Sambil menyoddorkan tangannya, dan sampai Pitung pun lupa kalau mereka bukan muhrimnya)
Pitung : ”Astagfirullah.... maaf”
Maria : ”Nama I Maria, and nama you siapa ?”
Pitung : “Nama aye Pitung”
Maria : “Pitung, apakah you ingin menemani I untuk berjalan-jalan keliling kampung ini ?”
Pitung : “Iya baiklah”

Merekapun berjalan-jalan dan memeprlihatkan sebuah kalung, di saat perjalanan salah satu anaak buah Menir melihat mereka berdua sedang berjalan-jalan di kampung.

Mamat : “Ternyata Nona Maria sedang berjaalan-jalan berdua.”

Lalu dia langsung melaporkan ke Menir, dan Menir langsung marah dan menyuruh centeng-centengnya untuk menyeret Maria pulang.

Mamat : “Menir Nona Maria seang berjalan-jalan di kampung bersama si Pitung.”
Menir : “WHAT OVER DONGKRAK ??? Suruh pulang itu anak kalau perlu seret saja dia.”
Mamat : “Baik tuan....”

Lalu ketika centeng-centeng bertemu denagn Maria

Hamit : “Nona Maria, Tuan Menir menyuruh kami untuk menyeret nona pulang !!”
Maria : “What ? I do not want to go home.”
Lala &lulu pun melihat kejadian itu dan menyuruh maria untuk pulang juga

Lalu para kedua centeng menarik pulang ddan Mariapun teriak

Maria : “PITUUUUUUUUUUUUUNG !!!!!”

Dan karena kalung yang dipeerlihatkan Maria terhadap Pitung secara tidak sengaja terpegangg oleh Pitung, dan Pitung berjanji.

Pitung : “Gue BERJANJI kalau gue akan kembalikan ni kalung.”

Sementara itu, Di rumah Menir

Maria : “Papih apa-apaan sih suruh centeng seret maar ??”
Menir : “Banyak omong you, go to room, NOW !!!”

Karena Maria di bentak dengan Papihnya Mariapun lari sambil menangis ke kamarnya.
Lala : “Papih jangan kejam sama sister kasihan dia, ya kaan lu “
Lulu : “ Betul, betul, betul “
Menir : “you berdua juga masuk kamar”

Keesokan harinya, Pitung datang ke rumah Menir denagn keadaan yang emosi bersama ke-2 temannya.

Pitung : ”Heh Menir, KELUAR LO !!!”

Karena Menir mendengar teriakaan tersebut ia menyuruh centeng-centengnya untuk melihat siapa yang berteriak.

Menir : ”Heh you para centeng, coba you liat siapa yang berteriak di depan rumah.”
Hamit : ”Siap tuan”

Lalu para centeng melihat orang-orang yang teriak-teriak.

Mamat: “Heh, ngapain lo teriak-teriak dirumah Menir gue ¿”
Pitung : “Panggil tuh BOS lu !!”

Lalu centeng memberi tahu kepadda Menir dan Menir segera keluar.

Menir : “Eh you ngapain you kesini ???”
Pitung : “Ngapain lu kemarin suruh anak buah lo seret Maria pulang ?? apa itu sikapa BAPAK yang BAIK !!?”
Menir : “ah….. you terlalu banyak omong, centeng, hajar dia !!”
Dudung : “Tunggu dulu tung, buat apa kalau kita adda disini, ya gak ?”
Maman : “Pastinya tung.”
Pitung : “Maksud Lo ?”
Maman : “Dah… biar kita yang lawan tuh anak buahnya.”
Pitung : ”Oke terserah lo pada.”

Lalu perkelahian pun terjaddi antara para centeng ddan teman si Pitung. Tetapi fakta berkata lain teman Pitung dapat di kalahkan oleh para centeng karena memakai senjata. Lalu Pitungpun tiddak terima temannya terlukai.

Pitung : ”Eh lo dah berani lukain teman gue lawan gue sini lo pada.”

Dan Pitung memenangi pertarungan itu. Dan ia bertanya terhaddap si Menir dimana Maria, ternyata setiddak pengetahuannya si Pitung Maria sudah di kunci di kamar bersama kedua adiknya.

Pitung : ”Mana Maria ?!?!?!”
Menir : ”Dia tidak ada disini.”

Karena tidak bertemu Maria dia langsung pulang bersamaa kedua temannya sekaligus untuk mengobati kedua temannya.

Lalu keesokan harinyaa karena Menjir kesal sudah kalah 2 kali terhadap Pitung ia mengadakan sayembara utnuk menangkap si Pitung dan membawanya terhadap Menir untuk di bunuh barang siapa yang bisa menangkap si Pitung akan mendapatkan hadiah yaang sangat berharga.

Dan ternyata salah satu temannya mendengar tentang sayembara itu dan ia tergiur dengan haddiah yang sangat berharga.

(Di kedai Emak)

Maman : Eh lo denger gak tentang Sayembara itu ?”
Dudung : “Sayembara apa memangnya ?”
Maman : “Sayuembaara utnuk menagkap si Pitung, bagaimana kalau kita jebak tuh si Pitung ??”
Dudung : “Ah gila lo ? Pitung itukan teman kita kenapaa tusuk dia dari belakang ??”
Maman : ”Ah lu emang gak bisa ddi ajak kompromi.”
Emak: ”Apa lu bilnag ??? Pitungkan udah baik sama kita semua masa mau di jebak ??? Teman apaan lo ???”
Maman : ”Alah, gak usah ikut campur ddeh lu !!! Jadi gimana lu mau gak sama gua ??”
Dudung : “Aah, gue gak akan tusuk temen dari belakang.”
Maman : “Ya sudahlah.”

Karena Dudung tidak mau ikut dengan Maman. Maman pun jalan sendiri ke rumah si Menir dan mengasi tahu kelemahan si Pitung.
Sedangkan emak yng mendengar percakapan mereka langsung memperingatkan kepada pitung yang sedang tidur.
Emak : Pitung bangun lo kudu ati-ati sama menir si dudung ada rencana mau ngejebak lu tuh demi hadiah”
Ike : ie bang abang kudu hati-hati ye ama die aye khawatir ama abang.
Pitung : Kagak mungkin maman kan sohib aye dari piyik mak, ke ( pitung menghiraukan peringatan emak dan ike dan kembali tidur}
Emak : Yey dasar di peringatin kge percaye semoga ini anak aye kagak kenape-kenape ya Allah ( sambil berdoa dan pergi dari kamr pitung bersama ike)
Ike :  amin ya mak ye ike takut

(Dirumah Menir)

Maman : ”Menir !!!!”

Menir mendengar teriakan itu berulang-ulang lalu dia menyuruh kedua centengntya untuk melihat siapa yang berteriak.

Menir : ”Heh para centeng lihat siapa orang yang adda di depan rumah itu !!”
Hamit : ”Siap Menir !”
Mamat : ”Ea... NGAPAIN lu di rumah Boss gua ??”
Maman : “Eh... jangan ngotot dulu dong.... bilangin tuh sama si Boss lu, gua tau di mana si Pitung sama kelemahannya.”

Lalu centengpun memanggil dan memberi tau informasi ini .

Hamit : “Menir, kata itu orang yang di luar dia tau dimana si Pitung sama apa kelemahannya si Pitung.”
Menir : “WHAT ??? Ayo keluar !!!”

Menirpun keluar dari rumah untuk bertemu dengan maman.

Menir : ”Heh, memangnya you orang tau kelemahan si Pitung ???”
Maman : ” Wets tar dulu dong bos haddiahnya dulu mana ??”
Menir : ”Yah okelah, centeng ambilkan haddiah itu untuknya.”
Mamat : ”Baik tuan !!!”

Centengpun mengambil hadiahnya dan memberinya kepadda si maman

Hamit : ”Ini hadiahnya.”
Menir : ”Ya sudah, Apa kelemahan si Pitung ?”
Maman : ”Oke, dia bisa mati jika dia ditembak dengan peluru emas.”
Menir : “Owh, Peluru EMAS ya ??? OK, baiklah akan ku coba saranmu ini.”

Lalu keesokan harinya Menir pun menyuruh centeng meangnkap si Pitung.

(rumah Pitung)

Menir : “Heh centeng, tangkaplah si Pitung dan bawahlah ke sebuah lapangan !!!”
mamat : “Siap tuan !!”

Lalu mereka menangkap si Pitung dan membawa ke sebuah lapangan.

Pitung : ”LEPASIN GUA !!! Ngapain lo pada bawa gua kesini ?” (Sambil bertanya-tanya dalam keadaan emosi)
hamitt : ”Tenang aja tung, bos gua pengen datang kesini.”

Lalu tak lama kemudian Menir bersama dengan Maria datan serta teman Maria dan juga Tp dengan Emaka dan Ike, mereka semua bertanya-tanya mengapa orang-orang disuruh ke lapangan kecuali si Menir.

Menir : ”Eh PITUNG, gara-gara you sudah bikin I marah, I akan BUNUH YOU dengan tangan I, MWAHAHAHA !!!”
Maria : ”No papih NO !!”( Sambil menangis dan memohon terhadap papihnya untuk tidak bunuh Pitung)
Pitung : ”Sudahlah Maria lu gak usah di situ !”

Maria pun di tarik oleh Dudung bersama lulu, dan juga bersama lala untuk tidak ada disitu.

lulu : ”Sudahlah sister, ayo ddengarkan Pitung, eh you tolong bantu i untuk menarik Maria” (Melihat terhaddap lala)
lala : ”HELP ME PLEASE, NOW !!!!!!!!!!!!”
Dudung : “Yah baik.”

Lalu Menir mulai mengokang pistolnya dan mengarahkan kepada Pitung.

Pitung : “Ayo tembak gue”

Lalu tembakan pertama pun Pitung bias menghindarinya.
Dan tembakan kedua pun dappat ddi tangkap di mulutnya.

Pitung : Lu gak tau apa ni jurus cicak nangkap mangsanya nih ???”
Menir : WHAT ???”

Menir pun kesal dan ia segera mengganti peluru pistolnya menjaddi peluru emas, dan dia mengokang lagi pistolnya dan mengarahkan kepada si Pitung sambil teriak.

Menir : ”MATILAH YOU PITUNG !!!!”
Maria : ”NOOOOOOO, PITUUUUUUUUUUUUUNG !!!!!”

Dan akhirnyaa peluru itu tepat terkena di dada si Pitung, lalu dia jatuh ke tanah, Maria pun lari menghampirinya, dan Pitung berbicara.

Pitung : ”Maria, ini kalungmu” (Sambil merasakan kesakitan yang amat sakit)

Sesaat Pitung sedang merasakan kesakitan dudung,pun sangat kesal dan dia langsung mengambil pistol yang ada di centeng 2 lalu dia langsung menembak ke arah Menir.

Dudung : ”MATILAH KAU MENIR !!!!!!!!!!!!”

Dan terkenalah peluru itu menancap ddi dada si Menir, dan akhirnya Pitung dan Menir tidak bisa di selamatkan lagi dan Maria tetap duduk ddi sebelah si Pitung yang sedang terbarin di lapangan, lalu lulu dan lala membawa Maria untuk pulang dan menenagkan diri.

lulu: ”Ayo la kita bantu sister.”
lala : “ Iya, ayo kita bawa ke rumah.”

Dan akhirnya berkat perjuangan Pitung mereka semua hidup dengan tentram dan tidak ada lagi perkelahian antara Belanda dan Batavia. Maria memutuskan untuk tinggal di Batavia sedangkan Lala dan Lulu kembali ke Belanda.

Si Pitung in English

Si PITUNG in ENGLISH

Pitung whiz betawi
In Batavia clashes between Batavia and the Netherlands, there was a young man (at the time), nicknamed the Pitung. He was a man originated from Betawi he wanted membelaa Batavia of the Dutch attack.
And at that moment Menir Netherlands with 3 daughters and two of his men. Went to look for food in the Batavia area
Groats: "Let's fill the stomach at the shop!"Mary: "Let PIH"lala & lulu :: "yuk PIH cepaaat cool."Mamat & hamit: "Ready sir"

(At the diner mother pitung)
Groats: "Here people Padda eat?"Mother: "Here's just regular food adda host (Sambhil shows food), ike fetch food for these gentlemen!"Ike: "Yes mother, please sir" (Offering food)
When finished eating Menir told Maria, lala & lulu, for keluaar first (Telling Maria, lala and lulu out), they also left the diner with casual, and Mother said.
Mother: "Sir, the food has not been paid for!"Groats: "You my government? What you people do not know I am? "Mother: "I'm sorry sir, I am not ruling lord but did so the rules"Groats: "You do not respect I!" (With anger he slapped the table tavern)Ike: "Sorry sir, my Mother was wrong." (With a scared face)
Pitung suddenly came up with emotion tatapn fixed on Menir. Without further ado Pitung straight to the shop, to pound the table on haddapan Menir Netherlands, Groats also feel rewarded, and angry.
Groats: "What you mean? Less ajaar! "Pitung: "Really lu who dare disturb the Emek I ame here?"Groats: "The ruling here!"Pitung: "Lu's ruling in this area?? Despite the ruling, but this is my homeland. "Groats: "You people are too much talking, finish him off guard!!"Mamat & hamit: "Good lord"
Fighting begins
And finally defeated Pitung thugs and Menirpun home with children, and centengnya ..
Pitung: "Rasain lo!!! LU not know what cave? Stud betawi ya .... "Ike: "Pitung bang thanks yee, aye same've nolongin Mother."Mother: "Yes tung thanks?"Pitung: "Yes it together."
After Pitung come out of the tavern, Maria with lala & lulu approached his twin sister and father-centengnya hitman (The look on his face wondering because thugs battered him in pain)
Mary: "Papih what happen?"Mamat: "Non, we are in the same beat that Betawi people."Lala: "Meamng who it was?"Hamit: "She's supposed to namanyaa Pitung"Mary: "Who Pitung?"Lulu: "yeah who's that?"Hamait: "Many say he was champion Betawi"
A moment later the Pitung out of the shop and met with the two of his friends and said.
Dudung: "Pitung, lo clay not the people that get together again?"Pitung: "Oh, it's the same fuss taddi abis invites me."
Pitung and the two friends went up Menir it.
Pitung: 'Groats!!! What are you doing still here!? "
Because the cry she saw the Pitung, and they accidentally made eye contact with each other, and because Menir see Pitung see her Menirpun Pitung reprimand.
Menirr: "Hehe you doing oraang clays kid I???" (The hand that almost hit Pitung and Pitungpun parry with silatnya)Pitung: "wets ... what are you doing?!!"
By directly thugs and friends Pitungpun pull the two men who want to fight.
Maman: "Have you heart is, there is no point in fighting the same lu tuh people!"
Then they split up and go back to their homes.
The next day Pitung and Mariaa, lala & lulu was walking around the park and not sengajaa ddi they met under a tree rinddang, with staring eyes and at that moment the seeds of love in the hearts of any tetanam pitung & mariaPitung: "Hey ladies, Ngapain here?"Mary: "Being a walk"Lala & lulu: "Yes we are again looking for fresh airLala & lulu: "Sister we want to go there first ya looking for windMary: "Yeah not far away"
Mary and Pitung also continue their conversation
Pitung: "If you must know, the name of the lady who?" (While menyoddorkan hand, and until Pitung even forget that they are not married individuals)Pitung: "Good heavens .... sorry "Mary: "I name Maria, and the name you are?"Pitung: "Name aye Pitung"Mary: "Pitung, if I wanted to accompany you for a walk around the village?"Pitung: "Yeah alright"
And they walk around and memeprlihatkan a necklace, one trip at a time when the fruit anaak Menir see the two of them were walking around in the village.
Mamat: "Apparently Miss Mary was berjaalan walk together."
Then he immediately reported it to Groats, and direct Menir angry and told hitman-centengnya to drag Maria home.
Mamat: "Miss Mary Seang Groats walk in the village with the Pitung."Groats: "WHAT JACK OVER??? Tell the child home if necessary drag him. "Mamat: "Good lord ...."
Then when the guard-guard met denagn Maria
Hamit: "Miss Mary, sir Groats to drag the lady told us to go home!"Mary: "What? I do not want to go home. "Lala & Lulu saw the incident and told Maria to go home too
Then the second guard yelled recalled ddan Mariapun
Mary: "PITUUUUUUUUUUUUUNG!!"
And because Mary's necklace dipeerlihatkan Pitung inadvertently terpegangg by Pitung, and Pitung promised.
Pitung: "I PROMISE that I will return the necklace ni."
Meanwhile, at home Groats
Mary: "What the hell Papih told maar thugs drag??"Groats: "A lot of talking you, go to room, NOW!"
Because Maria snapped with Papihnya Mariapun ran crying to her room.Lala: "Papih sister do the same cruel pity him, yes kaan lu"Lulu: "Yes, yes, yes"Groats: "you are both well into the room"
The next day, come home Menir Pitung denagn emotional state with the two friends.
Pitung: "Heh Groats, OUT LO!"
Because Menir heard it he sent thugs teriakaan-centengnya to see who was shouting.
Groats: "Heh you the watchman, who clay you try shouting in front of the house."Hamit: "Ready sir"
Then the watchman saw people screaming.
Mamat: "Heh, why not shout home lo Menir I ¿"Pitung: "Call tuh BOS lu!"
Then the guard told kepadda Menir and Menir get out.
Groats: "Eh you you doing here???"Pitung: "Why lu yesterday told the men lo drag Maria home?? what is a GOOD FATHER sikapa!? "Groats: "ah ..... you talk too much, thugs, beat him! "Dudung: "Wait tung, why should not we adda here, so what?"Maman: "Obviously tung."Pitung: "Lo I mean?"Maman: "Dah ... let us who opposed tuh his men."Pitung: "Okay lo up on."
Then the fight was between the guard ddan terjaddi Pitung friends. But the facts say another friend Pitung can be defeated by the thugs for wearing weapons. Then Pitungpun tiddak received his hurt.
Pitung: "Eh lo dah dare lukain my friends here lo on my opponent."
And Pitung won the fight. And he asked the Menir terhaddap where Maria, was setiddak knowledge Pitung Maria is in the key in the room with her siblings.
Pitung: "Where's Mary?!?!?!"Groats: "He is not here."
Because he did not see Maria go home bersamaa two friends at once to treat his friends.
Then the next harinyaa because Menjir upset already lost 2 times against Pitung he held a contest separately Pitung capture and bring to Menir to be killed whoever can catch the Pitung will get valuable prizes yaang.
And it turns out one of his friends heard about the contest and he was tempted by haddiah valuable.
(In the tavern Mother)
Maman: Eh lo not heard about the contest is that? "Dudung: "Competition What about it?"Maman: "Sayuembaara separately Pitung catch, what if we trap tuh Pitung??"Dudung: "Ah lo crazy? Pitung kenapaa itukan our friend stabbed him from behind?? "Maman: "Ah lu ddi emang can not take compromise."Mother: "What lu bilnag??? Pitungkan already good at us all the time like in the trap??? Friends fuck lo??? "Maman: "Alah, do not be interfered ddeh lu!!! So how would not the same lu cave?? "Dudung: "Aah, I'm not going to stab my friend in the back."Maman: "Oh well."
Because Dudung not want to come with Maman. Maman had their own way to the house of the Menir and mengasi know Pitung weakness.While Mother yng hear their conversation immediately warn the sleeping pitung.Mother: Pitung wake lo ati-ati must equal the Dudung groats are no plans for going ngejebak lu tuh gift "Ike: ie bang brothers have to be careful ye aye worry ama ama brother die.Pitung: nope maybe maman's chum from piyik mak aye, to (pitung Mother and ike ignored warnings and went back to sleep}Mother: Yey base in peringatin KGE percaye hopefully this kid aye kagak kenape-kenape O God (while praying and going from kamr pitung with ike)Ike: ike amin ya mak ye fear
(At home Groats)
Maman: 'Groats!! "
Menir shout repeatedly and he told both centengntya to see who was shouting.
Groats: "Heh the watchman see who the adda in front of the house!"Hamit: "Ready Menir!"Mamat: "Ea ... Lu at home doing Boss cave?? "Maman: "Eh ... Do not insist on first dong .... bilangin same tuh si lu Boss, I know where the Pitung same weakness. "
Then centengpun call and provide this information to know.
Hamit: 'Groats, the word is out he knows where the same Pitung what Pitung weakness. "Groats: "WHAT??? Come out! "
Menirpun out of the house to meet with maman.
Groats: "Hey, What do you people know Pitung weakness???"Maman: "tar wets first dong haddiahnya first boss where??"Groats: "Well OK, get me haddiah guard it for him."Mamat: "Good lord!"
Centengpun take the prize and gave kepadda maman
Hamit: "This is the prize."Groats: "Well, what weaknesses Pitung?"Maman: "Okay, he could die if he was shot with a golden bullet."Groats: "Owh, Bullets GOLD huh??? OK, well I'll try your suggestion this. "
Then the next day was sent thugs Menir meangnkap Pitung.
(Home Pitung)
Groats: "Heh guard, catch Pitung and bawahlah to a field!"Mamat: "Ready sir!"
Then they arrested the Pitung and bring to a field.
Pitung: "LEPASIN CAVE!!! Ngapain lo the cave brought you here? "(Wondering in an emotional state)hamitt: "Calm down wrote tung, boss I want to come here."
Then shortly thereafter Menir along with Maria compaction and friends Maria and Tp with Emaka and Ike, they all wonder why the people sent into the field unless the Menir.
Groats: "Eh Pitung, because you have to make I get angry, I will KILL YOU by hand I, MWAHAHAHA!"Maria: "No papih NO!" (While crying and begging not to kill the papihnya Pitung)Pitung: "Come on Maria lu do not be there!"
Maria was in drag by Dudung with lulu, and also with lala for not there.
lulu: "Come sister, come ddengarkan Pitung, uh you please help i to pull Maria" (Seeing terhaddap lala)lala: "HELP ME PLEASE, NOW!!!!!!!!!!"Dudung: "Well good."
Then Groats starting pistol cocked and lead to Pitung.
Pitung: "Let's shoot me"
Then the first shot was Pitung avoid bias.And the second shot was dappat ddi caught in his mouth.
Pitung: Lu do not know what stance ni ya lizard catch its prey??? "Groats: WHAT??? "
Groats were upset and she immediately replace menjaddi golden bullet pistol bullet, and he cocked the gun again and leads to the Pitung shouting.
Groats: "Death Pitung YOU!!"Mary: "NOOOOOOO, PITUUUUUUUUUUUUUNG!!"
And akhirnyaa bullet hit right in the chest Pitung, and he fell to the ground, she ran to him, and Pitung talk.
Pitung: "Maria, this necklace" (As I feel the pain that was so sick)
Shortly Dudung Pitung are feeling pain, was very upset and he immediately took the gun in hitman 2 then he immediately fired toward Groats.
Dudung: "You're dead groats!!!!!!!!!!"
And terkenalah bullet pierced the chest of the Menir ddi, and finally Menir Pitung and can not be saved again and Mary remained seated next ddi terbarin Pitung being on the field, then lulu and lala bring Maria to go home and hanger itself.
lulu: "Let us help la sister."lala: "Yeah, let's take it to the house."
And finally thanks to them all the struggles Pitung live with peace and no more fights between the Netherlands and Batavia. Mary decided to stay in Batavia while Lala and Lulu returned to the Netherlands.